Rabu, 05 Desember 2012

bunga mawar dan pohon bambu


Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yangcantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.
“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”
Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”
“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”
Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.
Darip

greyson chance ~







tinker bell~


Tinker Bell digambarkan oleh Barrie sebagai peri yang diperbaiki panci dan ceret, seperti bermain-main yang sebenarnya . Dialog nya terdiri dari suara bel denting, yang dimengerti hanya untuk mereka yang akrab dengan bahasa peri. Pada tahap produksi asli, ia diwakili di atas panggung dengan cahaya melesat "yang diciptakan oleh sebuah cermin kecil yang diadakan di tangan off-panggung dan mencerminkan sedikit lingkaran cahaya dari sebuah lampu kuat" dan suaranya adalah "sebuah . kerah lonceng dan dua yang khusus yang dibawa dari Swiss Barrie "Namun, Miss 'Jane Gelatik' adalah terdaftar di antara para pemain pada program seperti bermain Tinker Bell: ini adalah lelucon yang juga membantu dengan mistik dari karakter peri, serta tertipu HM Inspektur Pajak yang mengirim Jane Wren permintaan pajak.
Meskipun terkadang sakit-marah, manja, dan sangat cemburu dan pendendam (mendapatkan Lost Boys untuk menembak panah di Wendy), pada waktu lain dia membantu dan baik kepada Petrus. Yang luar biasa dalam kepribadian yang dijelaskan dalam cerita oleh fakta bahwa ukuran peri itu mencegah dia dari menahan lebih dari satu rasa pada satu waktu, jadi ketika dia marah dia tidak memiliki counterbalancing kasihan. Peri tidak bisa terbang dalam hujan, tetapi dapat memungkinkan orang lain untuk terbang dengan memercikkan mereka dengan debu peri (kadang-kadang disebut "debu pixie" oleh Disney, dan disajikan sebagai "starstuff" dalam seri novel Dave Barry dan Ridley Pearson) Pada akhirnya. dari novel saran adalah Tinker Bell telah meninggal pada tahun setelah Wendy dan darlings meninggalkan Neverland, dan Peter tidak memiliki memori yang dia sama sekali.